Part 5
Flashback
“Maybe you're the one. Maybe eojjeomyeon.
Eojjeomyeon niga.
Naega kidarin
banjjogingeonji. Maybe it is true. Eonjena neomu.
Gakkai isseoseo
mollasseonnabwa. Baby I'm in love with you.” Aku mendengarnya bernyanyi
di taman. Suaranya merdu, aku tidak tahu mengapa dia bisa mengetahui lagu itu.
“Itu kan laguku? Darimana dia tahu laguku? Perasaan dia tidak
pernah datang sepulang Gereja.” Yeoja itu bernyanyi dengan merdu. Dan hebatnya,
dia hafal semua lagunya. Jangan-jangan dia penggemar misteriusku? Hahaha,,
mungkin saja. Lalu aku memberanikan diri untuk menghampirinya. Aku duduk di
sebelahnya.
“Hei!” kataku sambil mengagetkannya.
“Adaww!!” katanya menjerit. Aku bingung, aku hanya menepuk
pundaknya tapi dia sudah menjerit kesakitan seperti itu. Sensitif sekali yeoja
ini.
Yeoja itu menoleh dengan wajah belepotan es krim.
“Hei! Siapa kau! Tau tidak, gara-gara kau es krimku jatuh!
Padahal aku baru saja makan. Bisa tidak sih, kalau mau ngagetin liat situasi
dulu.” Ups, ternyata es krim. Ahahaa… Lucu.
“Ups, mianhae. Na molla. Bagaimana kalau aku belikan lagi es
krimnya?”
“Tidak usah! Kau siapa sih sebenarnya?”
“Na? E, aku… Aku Kim Ju Kyun. Iya, Kim Ju Kyun.” Kataku
sambil membuka topi yang hampir menutupi seluruh mukaku. Maklum, topi ini
memang kebesaran. Tapi aku suka, ini pemberian berharga dari Ummaku.
Aku terpaksa berbohong, aku tidak ingin dia tahu siapa aku
sebenarnya. Tidak ada alas an penting sih, Cuma ingin saja. Hehhee.. Aku
melihat dia sangat kaget.
“Kau!”
Aku bingung, memang aku mengenalnya? Memang ia mengenaliku?
“Iya, aku Kim Ju Kyun. Waeyo?”
“Kau yang menyanyi di gereja itu kan?!” tanyanya histeris.
Tuh kan, dia pasti penggemar beratku.
“Iya, aku melihatmu menyanyi di Gereja. Dengan Grand Piano
yang besar. Kau sangat hebat!” katanya antusias. Mungkin dia memang
penggemarku, hebat juga. Umur segini aku sudah punya penggemar. Mungkin memang
takdirku jadi artis terkenal.
“Oh, begitu. Tapi aku tidak melihatmu dibangku penonton.”
Dia tersipu malu. Lucu sekali mukanya. Dan polos. Baru kali
ini ada yeoja selain Umma yang bisa membuatku sesenang ini. Mungkin dia First Loveku.
“Aku mengintipmu dari balik pintu. Aku malu untuk masuk, aku
takut kalian tidak bisa menerimaku.”
“Astaga, jadi begitu. Ohya, namamu siapa?”
“Hei, Babooooo… Ayo
kita pulang. Ummamu sudah menunggu di rumah.” Suara itu. Pasti Taecyeon lagi.
Dia selalu menggangguku saat aku lagi senang.
“Tidak bisa, Hyong. Aku harus..”
“Ayo pulang!”
“Baiklah.” Aku mengikutinya pulang tanpa sempat mengucapkan
selamat tinggal.
Setelah itu aku pindah ke Seoul. Aku tidak pernah bertemu
dengan yeoja itu lagi. Aku juga tidak tahu seperti apa dia sekarang.
Aku merasakan
kepalaku sangat sakit. Kupegang kepalaku sambil menatap ke sekiling. Dimana
ini?
“Kau sudah
sadar?” Tanya sebuah suara yg tak asing lagi bagiku. Pasti yeoja baboo itu
lagi.
“Aku dimana?”
“Di kamarku.”
“Mwo..?!
Kamarmu! Kamar yeoja?!”
“Ne. Bisakah
kau diam? Aku tidak mau tetangga tau kalau kita disini berdua.”
“Mwo..?!
Berdua? !!” tanyaku tidak percaya (untuk kesekian kalinya)
“Ssstttt!! Iya,
Eunjung-ssi tadi ditelpon oleh manajernya. Dia bilang harus pergi karena ada
acara mendadak. Dia Dan Jiyeon-ah pergi ke rumah Hyorin –chingunya-. Aku tidak
mengerti mengapa bisa begitu, kurasa Jiyeon-ah sengaja meninggalkanku berdua
denganmu.”
“Mwo..?!”
“Sudahlah! Kau
tidur saja, supaya tidak merepotkanku.”
“Kau mau
kemana?”
“Aku? E.. Aku..
Aku mau jaga bakery ku lah!”
“Oh, ya sudah.
Sana kau pergi saja. Aku mau tidur lagi.”
“Awas kalau kau
mngotak-atik kamarku!”
“Iya-iya, yeoja
pemarah!”
“Namja
sombong!”
“Terserah kau
sajalah..” aku menatap punggungnya sampai dia menghilang. Pertama memang aku
ingin tidur, tapi tidak jadi. Aku ingin menjelajahi kamarnya ini. Mungkin aku
bisa menemukan sesuatu yang mencolok di kamarnya. Hahaha..
Aku berkeliling
di kamar Suzy-ssi. Kamarnya cukup luas, dinding yang berlapis bunga sakura (Kim
Soo Hyun : Heh, emang dia pernah ke Jepang? Sombong.. Author : bilang aja ngiri
Kim Soo Hyun : lho, bukannya author yg ngiri? Author : sstt, jangan bilang
siapa-siapa!), satu spring bed besar, disebelah kanannya ada sofa berwarna
putih besar dan ddi sebelah kiri ada meja kecil dengan lampu malam. Didepan
spring bed nya terdapat meja besar dengan TV di tengah dan DVD di laci bening.
Di dalam laci lain terdapat banyak sekali VCD yang entah apa itu. Sepertinya dia suka bunga sakura, kasihan
sekali pacarnya. Di dekat pintu
terdapat pintu yang sepertinya menuju ke arah lemari yang terdapat di dalam
ruangan. Tidak ada kamar mandi pribadi disini. Haha,, mungkin Suzy takut kalau
dia punya kamar mandi pribadi, aka nada hantu yang menunggui kamar mandinya.
Hahaa,, Suzy penakut.
Suzy p.o.v
““Chagaun gaseumi eoneusae jogeumsshik.
Noga naeryeonnabwa
niga deureo wasseo. Geurigo nado mollae. Nae gaseumeul chaeweosseo.
Eonjenbuteo inga
jibe doraomyeon. Neoreul tteoolligo inneun nae moseubeul.
Bomyeonseo nae mam
soge. Niga
inneun geol arasseo. Maybe you're the one. Maybe eojjeomyeon.
Eojjeomyeon niga.
Naega kidarin
banjjogingeonji. Maybe it is true. Eonjena neomu.
Gakkai isseoseo
mollasseonnabwa. Baby I'm in love with you.”
Astaga, pasti
itu Jiyeon-ah. Sedang apa dia disini? Jangan sampai dia melihat Soo Hyun. Kalau
dia sampai melihat Soo Hyun, bisa gawat! Aku melirik Soo Hyun yang terdiam.
Sedang apa dia? Apa yang dia pikirkan.
“Oppa, kau
melamun lagi ya! Oppa!” Eunjung-ssi terus menepuk pundaknya, tapi Soo Hyun
tetap bergeming. Ini manusia atau patung sih?
“Op… OPPA!!!”
teriaknya.
“Soo Hyun! Hei,
bangun! Mengapa kau pingsan!” aku menggoyang-goyangkan tubuhnya. Tapi dia tetap
bergeming. Aku sangat khawatir padanya, aku tidak peduli pada perasaanku yang
penting Soo Hyun dulu.
“Onni,
bagaimana ini? Bagaimana kalau dia mati, Onni?”
“Kita
bawa saja dia ke kamar.”
Di kamar,
“Onni,
aku ingin bertanya sesuatu padamu.”
“Mwo?”
“Onni,
aku bingung. Kau ini pacaran dengan Soo Hyun, tapi kenapa hubungan kalian
seperti akting. Semua semu. Gwa wae? Onni tidak khawatir dengan Soo Hyun tadi
saat dia pingsan?” aku benar-benar tidak tahan ingin menanyakan itu, dan
akhirnya.. Keluar juga. Terlihat wajah Onni sanga tegang, kurasa dia
menyembunyikan sesuatu.
“Apa
maksudmu? Jelas kami pacaran, kalau tidak untuk apa aku bermesraan dengannya?
Kau pikir aku tidak khawatir, jelas aku khawatir! Tapi aku tidak sepertimu,
terlalu over! Apa jangan-jangan, kau menyukainya?”
“Andwae!
Mana mungkin aku menyukai namja sepertinya. Baboo..”
“Berarti
kau mengejekku baboo juga..”
“Bukan
begitu..” aku berusaha mengelak, walaupun aku tidak yakin. Aku merasa,
perlahan-lahan Soo Hyun mulai mengisi relung hatiku. Ani! Andwae! Aku tidak
mungkin menyukainya! Tidak boleh juga! Dia punya Eunjung-ssi! Aku tidak boleh
merebut namjachingu milik Onniku sendiri! Tapi kan, Eunjung-ssi tidak
menyukainya. Belum tentu juga sih, Cuma sepertinya.
“Huft,
bingung..”
“Apanya
yang bingung?” aku segera sadar kalau aku keceplosan. Astaga, Suzy! Kau ini
bodoh sekali!
“Ani.”
“Bohong.”
“Aku
tidak bohong!”
“Titiutt..tituttt…”
Huft,
aku lega sekali. Untung saja ada suara hanphone Eunjung-ssi. Kalau tidak mau
sampai kapan suasana tegang seperti ini akan berhasil. Heh, ternyata aku salah,
Eunjung-ssi berubah. Dia tidak seperti dulu lagi.
“Iya,
Jangsyeok. Baiklah, aku kesana.” Samar ku dengar Eunjung-ssi berbicara di telepon.
Sepertinya dia akan pergi, syukurlah. Tunggu, APA?! Pergi?! Lalu, aku? Oh,
masih ada Jiyeon-ah. Eh, ngomong-ngomong dimana dia ya? Aku cari saja, ah..
“Tunggu,
Suzy!” aduh! Semoga sebentar lagi nggak kiamat. Amin.
“Mwo,
Onni?” tanyaku hati-hati
“Aku
harus segera bergegas. Ada acara mendadak yang harus ku datangi. Kau tunggu
disini. “
“Mwo..?!
Disini, bersama dia?! Andwae!” tolakku keras.
“Kau
mau aku membawa dia dan terlambat sampai di acara itu? Kau tahu, acara itu
sangat penting bagiku, menentukkan apakah aku akan tetap terkenal atau nggak.
Kau mengerti?” jawabnya marah
“Tapi,
apa kau tidak peduli padanya? Dia namjachingumu.”
“Aku
peduli, tapi karierku lebih penting. Ya
sudah, aku berangkat. Ingat, jangan sentuh Oppa Soo Hyun! Dia milikku!” katanya
tajam sambil menatapku tajam. Membuatku ngeri
“Ne,
Onni.”
Aku menatap wajahnya. Tampan sih,
tapi dia kan sombong. Kalau dia baik, mungkin.. Suzy, kau ini ngomong apa sih?
Kau tidak mungkin suka padanya! Dan lagi, kalau pun kau suka. Kau tidak pantas
untuknya! Kau tau itu! Aku melihatnya menggeliat, sepertinya dia sudah sadar.
Syukurlah.
Hampir saja aku mau memeluknya, tapi
ku tahan. Aku tidak mau dipermalukan lagi olehnya.
“Kau sudah sadar?” Tanya sebuah
suara yg tak asing lagi bagiku. Pasti yeoja baboo itu lagi.
“Aku dimana?”
“Di kamarku.”
“Mwo..?!
Kamarmu! Kamar yeoja?!”
“Ne. Bisakah
kau diam? Aku tidak mau tetangga tau kalau kita disini berdua.”
“Mwo..?!
Berdua? !!” tanyaku tidak percaya (untuk kesekian kalinya)
“Ssstttt!! Iya,
Eunjung-ssi tadi ditelpon oleh manajernya. Dia bilang harus pergi karena ada
acara mendadak. Dia Dan Jiyeon-ah pergi ke rumah Hyorin –chingunya-. Aku tidak
mengerti mengapa bisa begitu, kurasa Jiyeon-ah sengaja meninggalkanku berdua
denganmu.”
“Mwo..?!”
“Sudahlah! Kau
tidur saja, supaya tidak merepotkanku.”
“Kau mau
kemana?”
“Aku? E.. Aku..
Aku mau jaga bakery ku lah!”
“Oh, ya sudah.
Sana kau pergi saja. Aku mau tidur lagi.”
“Awas kalau kau
mngotak-atik kamarku!”
“Iya-iya, yeoja
pemarah!”
“Namja
sombong!”
“Terserah kau sajalah..”
Kim Soo Hyun p.o.v
“Daripada diam
disini, lebih baik aku keliling rumah ini saja.”
Aku memutuskan
untuk keluar kamar dan berkeliling di rumahnya. Aku tidak ingin berkeliling ke
bakery, nanti ketauan. Bisa parah nanti kalau ketauan. Saat berjalan, aku
menemukan sebuah pintu yang membuatku penasaran. Antara masuk atau tidak,
akhirnya aku memilih untuk masuk. Klekk… Pelan-pelan kubuka pintu. Dan walaaa,,
tak kusangka seorang yeoja tidur disana dan.. mendengkur! Dan coba tebak siapa
dia, Suzy-ssi! Eoiku! Dasar yeoja baboo…
Pelan-pelan aku
mendekatinya. Masih memakai bajunya yang tadi, Suzy-ssi tidur dengan pulasnya.
Pelan-pelan ku amati wajahnya.
“Cantik.” Aku
segera terlonjak mendengar kata-kata yang keluar dari mulutku sendiri. Waeyo
Soo Hyun? Kenapa kau begitu memperhatikannya? Dia hanya yeoja baboo dan pemarah
yang tidak sengaja kau temui waktu itu. Bukan siapa-siapa, ya mungkin adik
yeojachingumu. Tapi kan Cuma adik.
Aku mengamati wajahnya, semakin dekat, semakin
dekat. Hingga jarak wajah kami hanya 5 cm saking dekatnya. Kuamati dengan jelas
wajahnya, memang cantik sih. Kuakui, tidak kalah dengan kakaknya. Dia bahkan
lebih polos dan manis. Kalau Eunjung wajahnya galak.
“ehmm…” sepertinya Suzy mulai bangun. Akan aku
kerjai dia, biar dia teriak dan aku akan tertawa terpingkal-pingkal sampai
jatuh. Hahahahaa,, pasti menyenangkan. Kapan ya terakhir kali aku seperti ini?
Mungkin saat penggemarku memarahiku karena membantunya menjatuhkan es krim.
“ehmm… Umma, aku mau es krim. Es krimku jatuh,
gara-gara Ju Kyun yang jahat, Umma.” Dia mulai mengigau. Tapi tunggu, apa
katanya tadi? Es krimku jatuh, gara-gara.. Ju Kyun? Bukankah?
Aku tidak sadar bahwa Suzy mulai menggeliat dan
mengucek-ngucek matanya. Dan tau apa yang terjadi???
See in the next PART. Hahahaaa…
Annyeong, chingu!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar